SISTEM PERNAPASAN
Makalah ini dibuat untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar Biologi untuk SD
Dosen Pembimbing : R. Lies Retmana,
M.Pd
Disusun Oleh Kelompok 4:
Ani
Supriyani
(1186210096)
Dede
Sulastri
(1186210097)
Deni
Framulyono
(1186210098)
Luthfi Alfiatulatifah (1186210083)
Noviar Ferdina
Sulistiyo (1186210086)
Nurma Irnawaty (1186210067)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SUBANG
Jl. Marsinu No. 5 Tegal Kelapa
Subang
2012
KATA
PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat
Tuhan YME, atas segala kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah biologi yang berjudul “Sistem
Pernapasan”.
Terimakasih yang sedalam-dalamnya
penulis ucapakan kepada Ibu R. Lies Retmana, M.Pd selaku dosen
pembimbing mata kuliah Konsep Dasar Biologi Untuk SD yang selalu mengajar dan
membimbing kami, sehingga penulis termotivasi untuk mandiri dalam memenuhi
setiap tugas yang diberikan.
Adapun penulisan makalah ini mencoba memaparkan dan membahas tentang
Sistem Pernapasan, yang berkaitan langsung dengan apa pengertian dan fungsi
sistem pernapasan serta struktur histologi dari sistem pernapasan itu sendiri.
Akhir kata “Tiada Gading yang tak
Rentak” jadi bagaimanapun usaha yang dilakukan oleh penulis untuk
menyempurnakan isi pembahasan dalam makalah ini, tentunya masih terdapat
hal-hal yang bersifat keliru dan salah. Oleh karena itu input Ibu dosen serta
rekan-rekan mahasiswa yang berupa saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan, guna memperbaiki dan menyempurnakan pembahasan dalam makalah
ini.
Subang, Mei 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar……………………….…….…………………………....i
Daftar Isi……………………………………..………………...………...ii
BAB
I PENDAHULUAN……………………..………………..…..……1
1.1 Latar
belakang………………………………...………………………1
1.2 Rumusan
Masalah………………………….….…………….………...1
1.3 Tujuan………………………….……………….…………………….2
1.4 Sistematika
Penulisan……….…………………….…………..……….2
1.5 Manfaat
Penulisan…….…………………………….…………..……..2
BAB
II PEMBAHASAN.....................................................................…3
2.1 Sistem
Pernafasan Pada Manusia………………..…….…………..…..3
2.2 Gangguan
dan penyakit pada Sistem Pernapasan serta Teknologi Pengobatannya……………………………………………….………12
2.3 Pengaruh
Rokok terhadap Sistem pernapasan…………….……..……14
2.4 Sistem
Pernapasan pada Hewan………………………….…….….....15
BAB
III PENUTUP…………………..………………………..….……17
3.1 Kesimpulan…………………………………………………….…….17
3.2 Saran………………………………………………………………...18
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………...…19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Suatu organisme atau mahluk hidup
memiliki bermacam-macam sistem jaringan atau organ dalam tubuhnya, dimana
sistem tersebut memiliki fungsi dan peranan serta manfaat tertentu bagi mahluk
hidup. Salah satu sistem yang ada pada suatu organisme yakni sistem pernapasan.
Sistem pernapasan ini sendiri memiliki fungsi dan peranan yang sangat
struktural dan terkoordinir.
Bernapas
merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Istilah pernapasan sering disama
artikan dengan istilah respirasi, walaupun secara harafiah berbeda. Bernapas (breathing) berarti menghirup dan
menghembuskan napas. Saat bernapas, kita memasukkan udara dari lingkungan luar
ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan luar.
Sedangkan respirasi (respiration)
berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik didalam sel untuk
memperoleh energi.
Sistem
pernapasan pada manusia merupakan sistem pernapasan yang paling kompleks
dibanding organisme lainnya. Di dalam mempelajari sistem pernapasan, khususnya pada tubuh
manusia, akan dibicarakan beberapa hal penting yakni struktur dan fungsi
alat-alat pernapasan, proses atau mekanisme pernapasan, proses respirasi
internal atau respirasi di dalam sel-sel tubuh, dan penyakit yang mungkin
menyerang sistem pernapasan.
1.2
Rumusan
Masalah
Ø Berdasarkan
latar belakang di atas, rumusan masalahnya adalah :
1.
Bagaimana sistem
pernapasan pada manusia?
2.
Apa pengertian
dan fungsi dari sistem pernapasan?
3.
Bagaimana
struktur atau saluran histologi, organ-organ dan mekanisme pernapasan?
4.
Apa saja yang
dapat mengganggu atau dapat menyebabkan penyakit pada sistem pernapasan
manusia?
5.
Bagaimana
teknologi pengobatannya?
6.
Bagaimana
pengaruh rokok pada sistem pernapasan?
7.
Bagaimana sistem
pernapasan pada hewan?
1.3
Tujuan
Ø Berdasarkan
rumusan masalah diatas,
maka tujuan yang ingin dicapai sebagai berikut :
1.
Mengetahui
sistem pernapasan pada manusia.
2.
Mengetahui
pengertian dan fungsi dai sistem pernapasan.
3.
Mengetahui
struktur atau saluran histologi, organ-organ dan mekanisme pernapasan?
4.
Mengetahui apa
saja gangguan dan penyakit pada sistem pernapasan.
5.
Mengetahui
teknologi pengobatannya.
6.
Mengetahui
pengaruh rokok pada pernapasan.
7.
Mengetahui
sistem pernapasan pada hewan.
8.
Untuk memenuhi
tugas mata kuliah Konsep Dasar Biologi Untuk SD.
1.4
Sistematika Penulisan
Kajian pustaka makalah ini diambil
dari sumber bacaan dan jurnal-jurnal pendidikan serta informasi dari internet.
1.5 Manfaat Penulisan
Ø Adapun manfaat dari penulisan
makalah ini, yaitu:
1. Makalah ini dibuat untuk menambah
wawasan dan untuk memberikan manfaat pengetahuan bagi mahasiswa/i tentang sistem
pernapasan.
- Dapat menunjang bahan mata kuliah Konsep Dasar Biologi untuk SD.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sistem
Pernapasan Pada Manusia
A. Pengertian
Sistem
pernapasan merupakan sistem yang berfungsi untuk mengabsorbsi oksigen dan mengeluarkan
karbondioksida dalam tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan homeostasis.
Fungsi ini disebut sebagai respirasi. Sistem pernapasan dimulai dari rongga
hidung/mulut hingga ke alveolus, di mana pada alveolus terjadi pertukaran
oksigen dan karbondioksida dengan pembuluh darah.
Respirasi
adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbondioksida
hingga penggunaan energi di dalam tubuh.
Sistem
respirasi atau sistem pernafasan mencakup semua proses pertukaran gas yang
terjadi antara atmosfir melalui rongga hidung Þ faring Þ laring Þ trakea Þ bronkus Þ paru-paru Þ alveolus Þ sel-sel melalui dinding kapiler darah.
Sistem
pernapasan biasanya dibagi menjadi 2 daerah utama:
- Bagian konduksi, meliputi rongga hidung, nasofaring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan bronkiolus terminalis
- Bagian respirasi, meliputi bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris dan alveolus.
Sebagian besar bagian konduksi
dilapisi epitel respirasi, yaitu epitel bertingkat silindris bersilia dengan
sel goblet. Dengan menggunakan mikroskop elektron dapat dilihat ada 5 macam
sel epitel respirasi yaitu sel silindris bersilia, sel goblet mukosa, sel sikat
(brush cells), sel basal, dan sel granul kecil.
B.
Fungsi Sistem Pernapasan
Setiap sistem yang ada dalam tubuh manusia khususnya,
tentunya memiliki peranan dan fungsinya masing-masing. Sistem pernapasan pun
demikian, Sistem ini juga mempunyai fungsi tersendiri bagi tubuh yang sudah
terkoordinir oleh saluran dan organ tertentu sesuai perintah otak.
Fungsi sistem pernapasan itu sendiri antara lain sebagai
berikut:
Ø Sistem pernapasan digunakan untuk
membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas.
Ø Berfungsi untuk mengabsorbsi oksigen
dan mengeluarkan karbondioksida dalam tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan
homeostasis (Respirasi).
C.
Struktur Atau Saluran Histologi Pernapasan
1.
Saluran Sistem Pernapasan atau Respirasi
Respirasi adalah pertukaran gas,
yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel dan
karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut dikeluarkan dari
tubuh melalui paru.
Sistem respirasi terdiri dari:
ü Saluran nafas bagian atas. Pada
bagian ini udara yang masuk ke tubuh dihangatkan, disarung dan dilembabkan.
ü Saluran nafas bagian bawah. Bagian
ini menghantarkan udara yang masuk dari saluran bagian atas ke alveoli
ü Alveoli : terjadi pertukaran gas
anatara O2 dan CO2
ü Sirkulasi paru. Pembuluh darah arteri
menuju paru, sedangkan pembuluh darah vena meninggalkan paru.
ü Paru : terdiri dari : a. Saluran
nafas bagian bawah, b. Alveoli, c. Sirkulasi paru
ü Rongga Pleura. Terbentuk dari dua
selaput serosa, yang meluputi dinding dalam rongga dada yang disebut pleura
parietalis, dan yang meliputi paru atau pleura veseralis
ü Rongga dan dinding dada. Merupakan
pompa muskuloskeletal yang mengatur pertukaran gas dalam proses
respirasi.
D.
Organ-organ
Sistem
Pernapasan
Organ-organ sistem pernapasan pada
manusia meliputi hidung, faring, laring, trakea, paru-paru (bronkus,brokiolus
dan alveolus). Berikut penjelasannya :
Gambar 1. Organ-Organ Sistem
Pernapasan Manusia
a. Hidung
Hidung
merupakan tempat pertama yang dilalui udara dari luar. Di dalam rongga hidung
terdapat rambut-rambut, dan selaput lendir, yang berguna untuk menyaring udara,
menghangatkan udara yang masuk ke paru-paru, dan mengatur kelembapan udara.Bernapas
sebaiknya selalu melalui hidung dan tidak melalui mulut.
b.
Faring
Setelah
melewati hidung, udara masuk ke faring.
Faring adalah hulu kerongkongan atau disebut juga tekak. Antara rongga hidung dan tenggorokan ada bagian yang harus
terkoordinasi dengan baik saat udara melewati faring. Faring merupakan
persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan dengan rongga hidung ke
tenggorokan. Pada bagian ini terdapat klep yang disebut epiglotis yang
berfungsi untuk mengatur pergantian perjalanan udara maupun makanan yang
melewati persimpangan tersebut. Ada suatu katup penutup rongga hidung yang
disebut anak tekak, yang menutup
apabila sedang memasukkan makanan. Jika kita menelan makanan pada saat katup
terbuka, maka makanan akan masuk ke tenggorokan, dan kita akan tersedak.
c.
Pangkal
Tenggorok (Laring)
Pangkal
tenggorok atau Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang membentuk jakun.
Jakun tersusun atas tulang lidah, katup tulang rawan, perisai tulang rawan,
piala tulang rawan dan gelang tulang rawan. Pangkal tenggorok dapat ditutup
oleh katup pangkal tenggorokan. Jika udara menuju tenggorokan, anak tekak
melipat kebawah bertemu dengan katup pangkal tenggorok untuk membuka jalan ke
tenggorokan. Pada waktu menelan makanan, katup tersebut menutupi pangkal
tenggorok dan waktu bernapas katup membuka. Pada pangkal tenggorok terdapat
selaput suara yang akan bergetar jika ada udara yang melaluinya, misalnya pada
saat kita berbicara.
d.
Batang
tenggorok (Trakea)
Batang
tenggorok terletak di daerah leher, di bagian depan kerongkongan. Batang
tenggorok berbentuk pipa yang terdiri dari gelang-gelang tulang rawan dengan
panjang sekitar 10 cm. Dinding dalamnya dilapisi selaput lendir, yang
sel-selnya berambut getar. Rambut-rambut getar berfungsi untuk menolak debu
atau benda-benda asing. Jika kita tiba-tiba bersin atau batuk, biasanya karena
disaluran batang tenggorok ada lendir atau debu yang mengganggu jalannya
pernapasan.
e.
Cabang
Batang Tenggorok (Bronkus)
Batang
tenggorok bercabang menjadi dua bronkus,
yaitu bronkus sebelah kiri dan sebelah kanan. Kedua cabang batang tenggorok
menuju ke paru-paru. Didalam paru-paru, bronkus membentuk cabang-cabang lagi,
disebut bronkiolus. Bronkiolus
bercabang-cabang lagi membentuk pembuluh-pembuluh yang halus. Cabang-cabang
yang terhalus masuk ke dalam gelembung paru-paru/alveolus.
f.
Bronkiolus
Percabangan bronkus yang banyak mengandung otot polos.
Bronkiolus tidak memiliki tulang rawan dan kelenjar pada mukosanya.
Lamina propria mengandung otot polos dan serat elastin. Pada segmen awal
hanya terdapat sebaran sel goblet dalam epitel. Pada bronkiolus yang lebih
besar, epitelnya adalah epitel bertingkat silindris bersilia, yang makin
memendek dan makin sederhana sampai menjadi epitel selapis silindris
bersilia atau selapis kuboid pada bronkiolus terminalis yang lebih
kecil. Terdapat sel Clara pada epitel bronkiolus terminalis, yaitu sel tidak
bersilia yang memiliki granul sekretori dan mensekresikan protein yang
bersifat protektif. Terdapat juga badan neuroepitel yang kemungkinan berfungsi
sebagai kemoreseptor.
g.
Alveolus
Dikelilingi kapiler-kapiler darah
yang dibatasi oleh membran alveoli-kapiler tempat terjadinya pertukaran
O2 dan CO2 atau pernapasan eksternal. Alveolus merupakan struktur berongga
tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida antara udara dan darah. Septum
interalveolar memisahkan dua alveolus yang berdekatan, septum tersebut terdiri
atas 2 lapis epitel gepeng tipis dengan kapiler, fibroblas, serat elastin,
retikulin, matriks dan sel jaringan ikat.
Terdapat sel alveolus tipe 1 yang melapisi 97% permukaan
alveolus, fungsinya untuk membentuk sawar dengan ketebalan yang dapat dilalui
gas dengan mudah. Sitoplasmanya mengandung banyak vesikel pinositotik yang
berperan dalam penggantian surfaktan (yang dihasilkan oleh sel alveolus tipe 2)
dan pembuangan partikel kontaminan kecil. Antara sel alveolus tipe 1
dihubungkan oleh desmosom dan taut kedap yang mencegah perembesan cairan dari
jaringan ke ruang udara.
Sel alveolus tipe 2 tersebar di antara sel alveolus tipe 1,
keduanya saling melekat melalui taut kedap dan desmosom. Sel tipe 2 tersebut
berada di atas membran basal, berbentuk kuboid dan dapat bermitosis untuk
mengganti dirinya sendiri dan sel tipe 1. Sel tipe 2 ini memiliki ciri
mengandung badan lamela yang berfungsi menghasilkan surfaktan paru yang menurunkan
tegangan alveolus paru.
h.
Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru
terletak di rongga dada tepat di atas sekat diafragma.
Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga
perut. Paru-paru terdiri atas dua bagian, yaitu paru-paru sebelah kanan yang
memiliki tiga gelambir sehingga berukuran lebih besar, dan paru-paru sebelah
kiri yang memiliki dua gelambir.
Paru-paru dibungkus oleh dua lapis selaput paru-paru yang disebut pleura. Dibagian dalam paru-paru
terdapat gelembung halus yang merupakan perluasan permukaan paru-paru yang
disebut alveolus. Dinding alveolus
mengandung kapiler darah. Oksigen yang terdapat didalam alveolous berdifusi
menembus dinding kapiler darah yang mengelilingi alveolus. Setelah itu, masuk
ke dalam pembuluh darah dan diikat oleh hemoglobin yang terdapat didalam sel
darah sehingga membentuk oksihemoglobin ().
Akhirnya,
oksigen diedarkan oleh darah keseluruh tubuh. Setelah sampai di sel-sel tubuh,
oksigen dan hemoglobin berpisah, kemudian oksigen digunakan untuk oksidasi.
Karbondioksida yang dihasilkan dari respirasi sel diangkut oleh plama darah
melalui pembuluh darah menuju paru-paru. Karbondioksida menembus dinding
alveolus, dari alveolus inilah karbondioksida akan dikeluarkan melalui saluran
pernapasan kita saat bernapas. Jadi,sebenarnya proses pertukaran gas terjadi di
alveolus.
E.
Mekanisme Pernapasan
Proses
pernapasan pada manusia dapat dibedakan menjadi inspirasi yaitu pemasukan udara luar ke paru-paru atau biasa
disebut menghirup napas, dan ekspirasi yaitu
pengeluaran udara dari paru-paru ke lingkungan luar atau biasa disebut
menghembuskan napas. Berikut pemaparannya
a.
Tahap-tahap
Pernapasan
Ø Pernapasan
eksternal yaitu pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida yang berlangsung di
paru-paru. Oksigen yang berada di udara akan berdifusi masuk ke kapiler darah
yang terdapat di alveolus sedangkan karbon dioksida dari kapiler darah akan
berdifusi keluar ke rongga paru-paru dan akhirnya keluar di lingkungan.
1.
Pernapasan
Dada (Costal Breathing)
Pernapasan dada dipengaruhi oleh
aktivitas otot tulang rusuk (interkosta). Ada dua lapisan interkosta, yaitu
lapisan yang terdapat pada bagian luar yang berfungsi untuk mengangkat tulang
rusuk, sedangkan lapisan sebelah dalam berfungsi untuk menurunkan tulang rusuk.
Bila lapisan otot sebelah luar berkontraksi, ini mengakibatkan terangkatnya
tulang rusk sehingga volume udara di rongga dada bertambah besar, pertambahan
volume ini akan mengakibatkan tekanan udara dirongga dada menurun akibatnya
paru-paru mengembang dan tekanan udara di paru-paru menurun. Karena adanya
perbedaan tekanan udara di paru-paru dengan lingkungan luar, maka terjadilah
difusi udara dari tekanan tinggi ke tekanan yang rendah, atau dari lingkungan
ke paru-paru. Peristiwa ini dinamakan inspirasi.
Bila lapisan otot sebelah dalam
berkontraksi maka lapisan otot sebelah luar berelaksasi dan mengakibatkan
tulangrusuk turun, rongga dada mengecil. Dengan mengecilnya rongga dada maka
tekanan udara di rongga dada meningkat. Tekanan ini mendesak paru-paru sehingga
volume paru-paru menjadi lebih kecil dan tekanan udara meningkat. Karena
tekanan udara didalam paru-paru lebih tinggi daripada lingkungan luar maka
terjadilah difusi dari paru-paru ke lingkungan luar, peristiwa ini dikenal
dengan ekspirasi.
2. Pernapasan Perut
(Diaphragmatic
Breathing)
Pernapasan perut dipengaruhi oleh
aktivitas otot diafragma. Ketika otot diafragma berkontraksi maka kedudukan
diafragma agak datar akibatnya rongga dada membesar, volume rongga dada
membesar, sehingga paru-paru mengembang dan tekanan udara pada paru-paru
menurun. Udara dari luar yang mempunyai tekanan lebih tinggi dari tekanan udara
paru-paru akan bedifusi masuk kedalam paru-paru, terjadilah inspirasi.
Sebaliknya jika otot diafragma relaksasi maka rongga dada mengecil dan tekanan
udara pada rongga dada meningkat.
Peningkatan
tekanan ini akan mendesak paru-paru sehingga paru-paru mengecil dan tekanan
udara di dalmnya meningkat, akibatnya udara dariparu-paru akan berdifusi keluar
dan terjadilah ekspirasi.
Ø Pernapasan
internal yaitu pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida yang terjadi antara
sel-sel darah dengan sel-sel tubuh/jaringan tubuh. Oksigen yang terdapat dalam
darah akan berdifusi ke sel tubuh sebaliknya karbon dioksida dari sel tubuh
akan berdifusi ke sel darah. Darah yang mengalir dari jantung ke seluruh
sel-sel tubuh mengandung banyak oksigen dan sedikit karbon dioksida sehingga di
dalam jaringan oksigen dari kapiler darah akan berdifusi menuju sel tubuh dan
karbon dioksida yang merupakan sisa metabolisme yang banyak ditemukan
dijaringan akan berdifusi menuju kapiler darah. Oksigen yang berada dalam sel
selanjutnya akan digunakan untuk mengoksidasi zat-zat makanan untuk
menghasilkan energi (proses oksidasi).
a.
Volume
Udara Pernapasan
Volume paru-paru kurang lebih 5-6 liter.
Pada pernapasan biasa orang dewasa, udara yang keluar dan masuk sebanyak 0,5
liter. Udara sebanyak ini disebut udara pernapasan atau udara tidal (UT). Setelah menarik napas biasa. Biasanya masih dapat
menarik napas sedalam-dalamnya, itu disebut udara komplementer (UK) dan volumenya 1,5-3 liter. Udara
Komplementer ditambah Udara Tidal (udara pernapasan) disebut udara kapasitas fungsional inspirasi (KFI).
Setelah menarik napas biasa, biasanya kita masih dapat menghembuskan napas
sekuat-kuatnya, udara yang masih dapat dikeluarkan itu disebut udara suplementer/udara cadangan.
Volumenya pada orang dewasa adalah 1,2-2 liter.
Dan
udara yang tidak bisadikeluarkan dari paru-paru setelah menghembuskan napas
sekuat-kuatnya disebut udara residu
(UR). Udara suplementer ditambah udara residu disebut kapasitas fungsional residu (KFR). Jika kalian menarik napas
sedalam-dalamnya dan kemudian menghembuskan napas sekuat-kuatnya, volume yang
masuk dan keluar sebanyak kurang lebih 4,8 liter. Volume udara ini disebut kapasitas vital paru-paru (KV). Volume
udara yang tersedia dalama paru-paru sebanyak kurang lebih 5-6 liter disebut
sebagai kapasitas total paru-paru.
b.
Pertukaran
Oksigen dan Karbon dioksida
Dalam sehari rata-rata manusia
memerlukan 300 liter oksigen, atau 0.25 liter per menit. Jumlah tersebut akan
meningkat bila aktivitas yang dilakukan meningkat pula. Oksigen yang berdifusi
dari luar ke paru-paru akan masuk menuju kapiler darah. Sekitar 97% akan diikat
oleh hemoglobin menjadi oksihemoglobin ()
dan sisanya akan larut dalam plasma darah. Setelah darah beredar ke seluruh
tubuh maka oksihemoglobin akan melepas oksigennya. Reaksi pengikatan oksigen
oleh hemoglobin dapat ditulis
Pengikatan
dan pelepasan oksigen oleh hemoglobin ini dipengaruhi oleh kadar oksigen dalam
drah, kadar karbon dioksida dan tekanan oksigen.
Dalam sel tubuh karbon dioksida akan
berdifusi menuju darah dan bereaksi dengan air yang menyusun plasma darah
membentuk asam karbonat sehingga darah menjadi asam. Persamaan reaksinya dapat
ditulis
Dengan
meningkatnya kadar keasaman darah ini akan menjadikan darah lebih mudah
melepaskan oksigen yang diikatnya, lalu akan diangkut oleh darah menuju paru-paru.
c.
Frekuensi
Pernapasan
Pada umumnya setiap menit manusia
melakukan pernapasan antara 15-18 kali (inspirasi-ekspirasi). Cepat atau
lambatnya manusia bernapas dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari luar
maupun dalam yaitu:
1)
Umur
Umumnya makin bertambah umur seseorang,
irama pernapasannya semakin lambat. Hal ini berkaitan dengan makin berkurangnya
kebutuhan energi.
2)
Jenis
Kelamin
Irama pernapasan laki-laki umumnya lebih
cepat daripada perempuan, karena laki-laki pada umumnya beraktivitas lebih
banyak dan bekerja lebihkeras daripada perempuan. Hal ini disebabkan semakin
tingginya kebutuhan energi,sehingga membutuhkan banyak oksigen untuk
meningkatkan laju metabolisme tubuh.
3)
Suhu
Tubuh
Suhu tubuh konstan karena manusia mampu
mengatur produksi panas tubuhnya dengan cara meningkatkan laju metabolisme
tubuh. Semakin rendah suhu, semakin cepat pernapasannya, sebaliknya semakin
tinggi suhu, semakin lambat pernapasannya. Akan tetapi hal demikian tidak
berlangsung secara linier. Apabila suhu tubuh terus meningkat, pada suhu
tertentu laju irama pernapasan akan semakin cepat, seperti pada saat tubuh
demam.
4)
Posisi
Tubuh
Posisi tubuh menentukan banyaknya otot
dan organ tubuh yang bekerja. Hal ini berarti menentukan kebutuhan energi untuk
mendukungnya. Jika energi yang dibutuhkan tinggi,maka laju pernapasan akan
meningkat.
5)
Kegiatan
atau Aktivitas Tubuh
Semakin banyak organ tubuh yang bekerja
dan semakin berat kerja organ tersebut, semakin tinggi kebutuhan energi yang
diperlukan, sehingga laju metabolisme dan irama pernapasan semakin cepat.
6)
Berat
dan Besarnya Tubuh
Semakin besar dan berat ukuran tubuh,
frekuensi pernapasan juga akan semakin meningkat, karena kebutuhan energinya
juga meningkat.
2.2
Gangguan
dan penyakit pada Sistem Pernapasan serta Teknologi Pengobatannya
Struktur
maupun fungsi sistem pernapasan manusia dapat mengalami gangguan atau serangan
penyakit. Macam gangguan dan penyakit tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Asma
atau sesak napas, merupakan suatu penyakit penyumbatan saluran pernapasan yang
disebabkan alergi terhadap rambut, bulu, debu, atau tekanan psikologis. Asma
bersifat menurun,
2. Tuberkulosis
(TBC) penyakit paru-paru yang diakibatkan oleh serangan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Difusi
oksigen akan terganggu karena adanya bintil-bintil atau peradangan pada dinding
alveolus. Jika bagian paru-paru yang diserang meluas, sel-selnya mati dan
paru-paru mengecil akibatnya napas terengah-engah.
3. Rinitis,
radang pada rongga hidung akibat infeksi virus, misal virus influenza. Rinitis
juga dapat terjadi karena reaksi alergi terhadap perubahan cuaca dan debu.
Gejalanya produksi lendir (ingus) meningkat.
4. Faringitis,
radang pada faring akibat infeksi bakteri Streptococcus.
Gejalanya tenggorokan sakit dan berwarna merah.
5. Laringitis,
radang pada laring. Gejalanya suara penderita menjadi serak atau kehilangan
suara. Penyebabnya karena banyak minum alkohol, merokok atau karena terlalu
banyak bicara.
6. Bronkitis,
radang pada cabang batang tenggorokan akibat infeksi. Gejalanya penderita
mengalami demam, menghasilkan banyak lendir yang menyumbat batang tenggorok
sehingga penderita sesak napas.
7. Sinusitis,
radang pada sinus, letaknya sinus di daerah pipi di kiri dan kanan batang
hidung. Pada penderita sinusitis, biasanya didalam sinus terkumpul nanah yang
harus dibuang melalui operasi.
8.
Difteri, penyumbatan
oleh lendir pada rongga faring maupun laring yang dihasilkan oleh infeksi kuman
difteri.
9. Pneumonia,
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri pada alveolus
yang menyebabkan terjadinya radang paru-paru.
10. Wajah
adenoid, disebabkan saluran napas tersumbat sehingga penderita mempunyai
kecenderungan untuk mengambil udara dari mulut.
11. Amandel
yaitu pembesaran kelenjar limfe yang terdapat pada daerah tekak.
12. Tonsilitis
yaitu infeksi yang terjadi pada tonsil sehingga menimbulkan gangguan saat
menelan.
13. Pleuritis
yaitu peradangan yang terjadi pada selaput pembungkus paru-paru
14. Kanker
paru-paru, berhubungan dengan kebiasaan merokok.
Untuk mengatasi
berbagai gangguan atau penyakit pada sistem pernapasan, saat ini telah
berkembang berbagai teknologi pengobatannya. Contohnya:
1. Tersedia
obat-obatan untuk mengatasi berbagai infeksi saluran pernapasan. Obat
antibiotik harus digunakan atas petunjuk dokter.
2. Penderita
asma akan sulit bernapas bila terkena zat penyebab alergi, penderita diberi
obat telan untuk melonggarkan jalan pernapasan atau diberi obat hirup pelega
napas.
2.3
Pengaruh
Rokok terhadap Sistem pernapasan
“Merokok
mengganggu kesehatan” barangkali merupakan suatu istilah yang tepat, namun
tidak populer dan tidak menarik bagi perokok. Banyak orang sakit akibat
merokok, merokok bukan hanya merugikan si perokoko saja, melainkan mengganggu
orang disekitarnya.
1.
Kandungan
Asap Rokok
Asap
rokok yang dihirup seorang perokok mengandung komponen gas dan partikel.
Komponen gas terdiri dari karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen sianida,
amonia, oksida dari nitrogen, dan senyawa hidrokarbon. Komponen partikel
terdiri darintar, nikotin, benzopiren, fenol,dan kadmium. 50% gas karsinogenik
terdapat di asap rokok dan ini membahayakan siapa saja yang menghirupnya.
2. Dampak Rokok
pada
Paru-paru
Merokok
dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran pernapasan dan jaringan
paru-paru. Merokok merupakan penyebab timbulnya kanker paru-paru, dikarenakan
hmapir 50% kandungan asap rokok mengandung gas karsinogenik. Selain menyebabkan
kanker pada paru-paru dan gangguan pada sistem pernapasan, merokok dapat pula
enyebabkan jantung koroner, stroke dan gangguan fisiologis.
2.4
Sistem
Pernapasan pada Hewan
Untuk
bernapas, hewan-hewan tertentu memiliki alat pernapasan. Alat-alat pernapasan
tersebut berperan dalam proses pemasukan oksigen dari lingkungan luar ke dalam
tubuh serta pengeluaran oksigen dari tubuh ke luar lingkungan. Alat-alat
pernapasan pada hewan berbeda-beda sesuai dengan perkembangan struktur tubuh
dan tempat hidupnya.
1. Pernapasan pada
Protozoa
Protozoa
tidak memiliki pernapasan khusus, jadi pernapasan dilakukan melalui seluruh
permukaan selnya. Oksigen dan karbon dioksida masuk dan keluar melalui membran
sel melalui difusi.
2.
Pernapasan
pada Cacing
Pada
cacing pipih, pernapasan terjadi diseluruh permukaan tubuh melalui difusi. Pada
cacin tanah, pernapasan dilakukuan diseluruh permukaan kulitnya yang selalu basah
oleh cairan mukus (lendir).
3.
Pernapasan
pada Arthropoda
Hewan
termasuk filum arthropoda mempunyai cara dan alat pernapasan yang bervariasi,
hewan filum ini yang hidupnya di air (crustacea/udang-udangan dan kepiting)
bernapas dengan insang, sedangkan yang hidup didarat bernapas dengan trakea (insecta/serangga)
dan paru-paru buku (arachnida/laba-laba dan kalajengking).
Trakea
adalah saluran-saluran udara yang berguna untuk mengedarkan oksigen ke seluruh
tubuh. Sedangkan paru-paru buku adalah alat pernapasan yang mempunyai struktur
bertumpuk dan bentuknya mirip buku.
4.
Pernapasan
pada Ikan
Ikan
bernapas dengan insang yang terdapat disisi kiri dan kanan kepala. Ikan
bertulang sejati, misalnya ikan mas dan ikan mujair mempunyai tutup insang/operkulum. Ikan bertulang rawan,
misalnya ikan pari tidak memiliki prekulum.
5.
Pernapasan
pada Amfibi
Amfibi
memiliki alat pernapasan berupa insang luar pada saat masih berbentuk larva,
insang dalam pada saat berbentuk berudu, paru-paru, kulit dan selaput kulit di
rongga mulut ketika katak sudah dewasa.
6.
Pernapasan
pada Reptilia
Pada
reptilia, umumnya udara luar masuk melalui hidung, lalu trakea, bronkus dan
akhirnya ke paru-paru. Sedangkan pada beberapa jenis reptilia yang hidup di
air. Lubang hidungnya dapat ditutup oleh klep, misalnya pada buaya, saat
menyelam, lubang batang tenggorokannya dapat ditutup oleh lipatan kulit,
sehingga air tidak masuk kedalam paru-paru.
7. Pernapasan pada Burung
Burung
dapat terbang dengan sayapnya yang digerakan oleh otot-otot dada. Penggunaan
otot dada sewaktu terbang akan mengganggu pengambilan napas oleh paru-paru.
Oleh karena itu, selain paru-paru, burung mempunyai alat abntu pernapasan yang
disebut kantong udara. Kantong udara membantu pernapasan burung pada saat
terbang. Struktur pernapasan burung trakea, kantong udara, dan paru-paru.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang uraikan diatas
dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :
·
Sistem pernapasan merupakan sistem yang berfungsi
untuk mengabsorbsi oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dalam tubuh yang
bertujuan untuk mempertahankan homeostasis. Fungsi ini disebut sebagai
respirasi. Dan untuk memberikan darah gas oksigen yang
nantinya disalurkan keseluruh tubuh. Sistem
pernapasan dimulai dari rongga hidung/mulut hingga ke alveolus, di mana pada
alveolus terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida dengan pembuluh darah.
·
Sistem Pernapasan atau Respirasi adalah suatu proses
mulai dari pengambilan oksigen (O2), pengeluaran karbondioksida (CO2)
hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Sistem respirasi itu sendiri
mencakup semua proses pertukaran gas yang terjadi antara atmosfir melalui
rongga hidung Þ faring Þ laring Þ trakea Þ bronkus Þ paru-paru Þ alveolus Þ sel-sel melalui dinding kapiler darah.
·
Organ-organ sistem pernapasan meliputi hidung, faring,
laring, trakea, Paru-paru atau pulmo yang terdiri dari bronkus, brokiolus dan
alveolus.
·
Mekanisme Pernapasan meliputi Pernapasan dada atau costal
breathing dan Pernapasan perut atau diaphragmatic breathing yang melalui
masing-masing dua fase yaitu fase inspirasi dan ekspirasi yang melibatkan
pernapasan eksternal (luar) dan pernapasan internal (dalam).
·
Gangguan pada sistem pernapasan bisa disebabkan karena
terganggunya pengangkutan O2 ke sel-sel atau jaringan tubuh (asfiksi) atau
keracunan gas-gas berbahaya.
3.2 Saran
Agar tidak terjadi gangguan pada
sistem pernapasan kita, hindarilah polusi udara dan gas-gas beracun, serta
rawatlah paru-paru (pulmo) agar tetap bersih, karena Paru-paru mudah sekali
terserang penyakit infeksi sehingga menimbulkan kerusakan jaringannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Istamar Syamsuri, DKK.
2006. Biologi Jilid 2B, Sistem Pernapasan BAB 7. Jakarta: Erlangga
D.A Pratiwi, Sri
Maryati Srikini, dan Suharno Bambang S. 2006. Biologi Jilid 2 untuk kelas IX
BAB 6. Jakarta : Erlangga
Dra.Nur F Hidayati.
Kresna Biologi. 2007. Klaten: Sinar Mandiri
http://elvosfor.wordpress.com/2009/02/10/sistem-pernapasan-manusia/
http://kamaruddinkhimenkbima.blogspot.com/2011/02/makalah-sistem-pernapasan.html